Awal Saya Memiliki Diary, April 1989, Buku Harian Penuh Catatan

Tahun 1989 saya memulai corat coret di Buku Harian atau Diary, buku hijau tua itu yang sampai sekarang masih tersimpan, saya buka kembali untuk saya pindahkan ke blog ini.

Tetapi hanya beberapa tahun yang menghiasi buku ini, selebihnya didokumen foto langsung”

Coretan pertama tertanggal 7 April 1989 (Jumat) – 1 Ramadhan 1409 H, tentang perjalanan pertamanya 25 Maret 1989 ke Jakarta dengan naik kereta api, tetapi kembalinya dengan pesawat terbang. Inilah yang mengawali diary itu dan ini pula pertama kali pengalaman naik pesawat terbang.

Sebenarnya sebelumnya juga punya diary, tetapi entah dimana dicari belum ketemu, termasuk album kenangan yang berisi alamat teman-teman semasa sekolah di MTs Negeri Boyolali dan semasa sekolah di SMA Swasta Ibu Kartini Semarang.

Ya sudah yang tidak ketemu biarlah bukunya…. beberapa kisah tetap masih teringat, karena sering pindah tempat tinggal memang resikonya seperti itu.

Pentingnya Diary atau Buku Harian

Saya menganggap penting buku harian, karena kondisi atau situasi yang mengharuskan sebagai orang perantau atau orang yang merantau. Keluarga juga jauh, karena bertransmigrasi di Sumatera Selatan (Ogan Komering Ulu), sedangkan saya di Jawa ikut mBah dan Pakdhe, kemudian ikut Bulek – Om.

Awal muncul ingin mencatat setiap kali ada hal-hal yang saya anggap penting, atau ada hal-hal yang menarik.

Kenangan di masjid terapung di Malaysia

Zaman Digital Berubah Menulis di Blog

Zaman digital seperti ini sudah selayaknya menulis di blog, tetapi saya lihat dan memerhatikan anak saya si kecil (Taufik) masih suka menulis di Buku Harian (Diary) mereka.

Saya berusaha untuk beralih ke Blog sebagai pengganti diary, meskipun tidak sepenuhnya atau semuanya, karena ada hal-hal yang sifatnya sangat pribadi yang tidak mungkin dimasukkan ke dalam blog.

Apa hal-hal penting itu, contohnya catatan hutang. Wah… hutang itu tidak bagus, kalau hutang di bank ada riba katanya, lha piye kalau tidak hutang tidak bisa beli rumah (misal), mau pinjam orang juga siapa yang akan mau dipinjami. Berarti kondisinya kepepet, ibarat berobat, bila tidak ada obat lain, misal harus makan sesuatu yang dinyatakan haram tetapi kalau untuk obat khan dibolehkan.

Mengapa Tidak Penuh

Belum penuh sudah disiapkan Buku Harian yang lain, jadi Buku Harian itu terdiri dari beberapa buku, yaitu Buku Harian Utama dan Buku Harian lainnya. Di buku harian utama itulah hal-hal utama ditulis tentang hal-hal yang penting.

Tetapi sejak ada penyimpanan digital, termasuk foto dan lainnya malah sudah tidak menulis lagi, padahal beberapa file foto dicari tidak atau belum ketemu entah dimana.

Diary Digital Perlunya Diary Manual

Semacam facebook, twitter, dan lainnya mulai menggantikan diary manual, tetapi saya ingatkan tentang perlunya diary manual, meskipun isinya ringkas-ringkas saja.

Inilah pengantar dari sederet catatan diary yang akan saya pindahkan ke blog.

Kemana Diary Sebelumnya

Sebelum diary ini juga sudah punya diary harian — sedang saya telusuri, karena sejak dahulu suka tulis menulis, terlebih saya jauh dengan orang tua yang berada di Sumatera, jadi setiap gerak langkah sering banget saya catat dalam buku catatan (diary).

Buku-buku yang tidak jelas entah dimana, jelas ini sepertinya tidak akan ditemukan kembali, karena sudah diubres.

  1. Buku catatan syair dan lagu (2 bendel)
  2. Buku album teman sekolah MTs dan SMA karena saat lulus diterbitkan album kenangan diserta foto.
  3. Catatan-catatan kecil

Salam

Suwardi Wea Files

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s