Pengalaman yang mungkin jarang dijumpai, tetapi terjadi pada saya, menghadiri undangan resepsi pernikahan tetapi salah jalan dan akhirnya tidak sampai tujuan.
5 September 1991, rencana menghadiri pernikahan teman di Boyolali, tetapi salah jalan dan akhirnya lanjut ke rumah saudara
Hari ini (5 September 1991) saya akan menghadiri sebuah resepsi di Desa Dlingo, itu adalah desa disebelah barat desa saya Desa Tawangsari. Tetapi tidak membayangkan kalau ke Desa itu harus menyeberangi sungai, padahal perjalanan naik kendaraan umum dan masuk dengan ojek roda dua.
Dengan penuh semangat berangkat dari Semarang menuju Boyolali, tanpa membawa denah dan undangan, singkat cerita sampai di Dlingo seberang sungai. Di dusun itu tidak ada yang kenal, berarti Dlingo yang seberang.
Karena tidak membawa denah dan alamat, dan ketika harus menyeberang sungai dan jalan kaki dengan tujuan yang tidak jelas, akhirnya jalan kaki ke tempat Saudara di Desa Ngemplak yang hanya melewati satu dusun saja, dengan berjalan kaki. Dusun satu tetapi bulaknya luas.
Akhirnya tidak jadi resepsi.
Pesan kisah ini yang saya tulis dalam diary.
Kalau pergi jangan asal pergi, bawalah peralatan yang diperlukan, termasuk denah lokasinya. Atau bila perlu pakai motor (kebetulan saya tidak memakai motor saat itu).
Salam
Suwardi Wea Files – kenangan mantenan mas Trisna dan mbak Narni